Rabu, 24 Agustus 2016

ikhlas..

Kulihat kemelut itu datang lagi disenja yang lelah ini..ingin ku berteriak mengapa seakan tak pernah ada pengampunan di sini?! rasanya hanya diri sendiri yang selalu menyalahkan keadaan..apakah sebegitu menyiksanya masalalu yang tertinggal di belakang? Aku memaafkan yang ada didepan mataku tapi apa yang aku dapatkan raga seakan tercabik seenaknya oleh ketamakan hidup si empunya kebenaran, ya aku mulai seenaknya menyalahkan jiwa dan raga seakan teman jiwa hanyalah rekan untuk duduk dan baring disampingnya seumur hidup tanpa pernah menopang betapa kerasnya ini ya disini seakan itu baru kemarin terjadi  dimana memilih adalah kebenaran sesaat bagi ku dan ternyata itu salah, seoalah-olah cukup adil yang diberikan dunia untukku setelah kesalahan itu, seoalah karma akan berlaku selamanya di langkah setapak jalan ini..dengan indahnya dia mengikuti tanpa ampun tanpa bersuara, hanya ngin bertiup yang sejuknya bahkan dapat menusuk tulang, hai sang empunya Hidup..apa kabar masa depan itu? masa depan yang tertinggal seakan berdampingan dengan masa lalu, apakah dia mengingatku?? Apa yang salah dulu?? apa yang kau sesali sampai saat ini hai musim? apakah memang raga dan jiwaku dari musim itu memang selalu salah?? ataukah ego ini pernah berubah?? adakah yang kau anggap pernah 'benar' tentang raga dan jiwa kecil ini?? oh terlalu jauh sudah..tak akan pernah ada kesempatan untuk menggapaimu lagi..walaupun hanya untuk berjalan di belakangku..engkau jiwa yang menemani kerasnya jalan itu..telah mempunyai hidup yang lain..sama seperti diriku hidup di musim yang sama tetapi tanah yang berbeda..ikhlas..ya ikhlas..ikhlaslah pilihnku untuk saat ini..walaupun angin dimusim ini telah setengah menerjangku, aku tahu aku pasti perlahan goyah tapi  ingatanku akan sedikit 'kebenaran' dan 'harga diri' membuatku mengelus dada untuk keputusan yang memberatkan hidupku..aku dan kesempatan hidup inilah yang membuatku menjaga pijakan kaki ini agar tak lari ke tempat baru yang sama sekali tak pernah aku fikirkan sebelumnya..andai..andai..dan andai..itulah kata-kata indah untuk jiwaku saat ini..kebanyakan mimpi-mimpi membantuku untuk mengurangi segala kesakitan yang menusuk sanubari..dimana waktu semakin kejam untuk kujalani..tak pernah ada yang mengerti dan percaya bahkan bagian tubuh ini sudah lama pergi karena begitu dengki nya hidup ini padaku..terimakasih wahai hidup..kau memberi arti mendalam yang didalamnya ada jutaan misteri lagi menanti..akan kulalui dengan lapang segala deraan dn caci maki ini meskipun harus menjadi pengecut sekalipun..tanah ini tetaplah tanah yang lama, meskipun baru tetaplah sama seperti tanah yang dulu yang penuh jeritan...